Hal
apa yang pertama kali terbesit di fikiranmu saat mendengar kata bali??
Inilah pulau yang paling terkenal di
Indonesia. Tempat mengagumkan yang menyimpan gabungan keindahan alamnya dan
budaya yang begitu memikat. Keindahannya dengan orang-orang yang hangat dan
ramah. Di sini kebudayaan terus dilestarikan dari generasi ke generasi. Ada dan
tiada wisatawan adat dan tabuhan alat musik tradisional tetap akan dipentaskan.
Sebagai pariwisata paling popular di
Indonesia, Bali memiliki tempat-tempat terbaik di dunia dengan pantai pasir
putihnya dan kehidupan malam yang meriah.
Bali dikenal dengan sebutan pulau dewata, pulau seribu pura, atau pulau surga. Keindahan alam nya yang luar biasa, seperti gunung berapi yang tampak begitu dekat dan besar, sawahnya yang menghampar hijau membuat kita nyaman dan tenang, serta pasir putih dan keindahan lautnya yang mengagumkan. Yang tidak akan kita temui di pulau lainnya.
Di Bali kita akan temukan bannyak keindahan karya seni dan budaya. Seolah lahir dari kreativitas tanpa batas dan terus saja menyempurnakan diri. Bali juga memiliki tariannya yang dramatis dan upacara adatnya yang beragam, seni dan kerajinan tangannya yang indah. Banyak hal menarik yang ditawarkan pulau eksotis ini, mulai dari kehidupan spiritualnya sampai kuliner dan pengalaman luar biasa, dari surfing, diving sampai trekking di hutan yang menantang. Kita akan menemukan pura yang dibangun dengan indah, tentu di pulau magis bermagnet ini.
Bali dikenal dengan sebutan pulau dewata, pulau seribu pura, atau pulau surga. Keindahan alam nya yang luar biasa, seperti gunung berapi yang tampak begitu dekat dan besar, sawahnya yang menghampar hijau membuat kita nyaman dan tenang, serta pasir putih dan keindahan lautnya yang mengagumkan. Yang tidak akan kita temui di pulau lainnya.
Di Bali kita akan temukan bannyak keindahan karya seni dan budaya. Seolah lahir dari kreativitas tanpa batas dan terus saja menyempurnakan diri. Bali juga memiliki tariannya yang dramatis dan upacara adatnya yang beragam, seni dan kerajinan tangannya yang indah. Banyak hal menarik yang ditawarkan pulau eksotis ini, mulai dari kehidupan spiritualnya sampai kuliner dan pengalaman luar biasa, dari surfing, diving sampai trekking di hutan yang menantang. Kita akan menemukan pura yang dibangun dengan indah, tentu di pulau magis bermagnet ini.
Masyarakat Bali yang menganut agama Hindu Bali yang taat, sebagian besar hidupnya didedikasikan dalam upacara adat yang bertujuan untuk memelihara keharmonisan di dunia. Oleh karena itu, pulau kecil ini menyimpan banyak kejutan budaya di dalamnya. Bali adalah tempat berkumpulnya berbagai wisatawan dari seluruh dunia, mulai dari wisatawan yang datang untuk berselancar di ombak Pantai Kuta, Uluwatu, dan Dreamland, sampai wisatawan yang datang untuk menikmati keindahan panorama pegunungan dan danau di Danau Batur, Kintamani, atau Beratan di Bedugul, sampai wisatawan yang datang hanya untuk berbelanja atau menghabiskan waktu di pantai.
Bali
terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya adalah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau bali.
Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu, dengan berbagai adat istiadatnya. Di dunia,
Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil
seni-budayanya, baik wisatawan local khususnya bagi para wisatawan international.
Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
Kebudayaan Bali kemudian mendapat
pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1
Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali)
mulai ditemukan di berbagai prasasti, di antaranya Prasasti Blanjong
yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa. Diperkirakan
sekitar masa inilah sistem irigasi subak
untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya
juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit
(1293–1500
AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan
bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir seluruh nusantara
beragama Hindu,
namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di
nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan,
pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa
ke Bali.
Orang Eropa yang pertama kali menemukan Bali
ialah Cornelis de Houtman dari Belanda
pada 1597,
meskipun sebuah kapal Portugis
sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada 1585.
Belanda lewat VOC
pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat
perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah
sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali,
semenjak 1840-an
kehadiran Belanda telah menjadi permanen yang awalnya dilakukan dengan
mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama
lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah
Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah
maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga
menyebabkan terjadinya perang sampai titk darah penghabisan atau perang puputan yang melibatkan
seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk rajanya.
Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun
Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur
Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini,
sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.
Jepang menduduki Bali selama Perang Dunia II dan saat itu
seorang perwira militer bernama I Gusti Ngurah Rai membentuk
pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada
bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk
menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang.
Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan
senjata Jepang.
Pada 20 November
1945,
pecahlah pertempuran Puputan Margarana
yang terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan,
Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang berusia 29 tahun, memimpin
tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada
pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut
tewas semuanya dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan
Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru
diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia
yang diproklamasikan dan dikepalai oleh Sukarno
dan Hatta.
Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam Republik Indonesia Serikat
ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949.
Tahun 1950,
secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum
menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi pada
tahun 1963,
sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali bertransmigrasi
ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta
oleh G30S
terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya
terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia.
Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun
demikian, kejadian-kejadian pada masa awal Orde Baru
tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.[6]
Serangan teroris
telah terjadi pada 12 Oktober
2002,
berupa serangan Bom Bali 2002
di kawasan pariwisata Pantai Kuta,
menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi
tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut
mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah
wisatawan asing dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan
berat beberapa tahun terakhir ini.
Bahasa
Bahasa Bali
dan bahasa Indonesia
adalah bahasa
yang paling luas pemakaiannya di Bali dan sebagaimana penduduk Indonesia
lainnya, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual
atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat beberapa dialek dalam bahasa Bali,
umumnya masyarakat Bali menggunakan sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai
pilihan dalam berkomunikasi. Secara tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa
Bali ditentukan berdasarkan sistem catur warna
dalam agama Hindu Dharma dan keanggotan
klan (istilah Bali: soroh, gotra); meskipun pelaksanaan tradisi
tersebut cenderung berkurang. Di beberapa tempat di Bali, ditemukan sejumlah
pemakai bahasa Jawa.
Bahasa Inggris
adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak masyarakat Bali yang
dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri pariwisata.
Para karyawan yang bekerja pada pusat-pusat informasi wisatawan di Bali, sering
kali juga memahami beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang cukup memadai. Bahasa Jepang juga menjadi
prioritas pendidikan di Bali.
Transportasi
Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api
namun jaringan jalan yang ada di pulau ini tergolong
sangat baik dibanding daerah-daerah lain di Indonesia, jaringan jalan
tersedia dengan baik khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan yakni Legian,
Kuta,
Sanur,
Nusa Dua,
Ubud,
dll. Sebagian besar penduduk memiliki kendaraan pribadi dan memilih
menggunakannya karena moda transportasi umum tidak tersedia dengan baik,
kecuali taksi
dan angkutan pariwisata. Moda transportasi masal saat ini disiapkan agar Bali
mampu memberi kenyamanan lebih terhadap para wisatawan.
Baru-baru ini untuk melayani kebutuhan transportasi massal yang layak di pulau
Bali diluncurkan Trans Sarbagita (Trans Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan)
Menggunakan Bus besar dengan fasilitas AC dan tarif Rp 3.500.
Sampai sekarang, transportasi di Bali umumnya
dibangun di Bali bagian selatan sekitar Denpasar,Kuta,
Nusa Dua,
dan Sanur
sedangkan wilayah utara kurang memiliki akomodasi yang baik.
Jenis kendaraan umum di Bali atara lain:
- Dokar, kendaraan dengan menggunakan kuda sebagai penarik dikenal sebagai delman di tempat lain
- Ojek, taksi sepeda motor
- Bemo/angkot, melayani dalam dan antarkota
- Bus Trans Sarbagita ( Koridor 1 < Kota - Garuda Wisnu Kencana (GWK) >) Dan (Koridor 2 < Nusa Dua - Batubulan>)
- Taksi
- Komotra, bus yang melayani perjalanan ke kawasan pantai Kuta dan sekitarnya
- Bus, melayani hubungan antarkota, pedesaan, dan antarprovinsi.
Bali terhubung dengan pulau Jawa
dengan layanan kapal feri
yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk di kabupaten
Jembrana dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi
yang lama tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit saja. Penyeberangan ke Pulau Lombok
melalui Pelabuhan Padangbai
menuju Pelabuhan Lembar yang memakan waktu sekitar empat
sampai lima jam lamanya tergantung cuaca.
Transportasi udara
dilayani oleh Bandara Internasional Ngurah Rai
dengan destinasi ke sejumlah kota besar di Indonesia, Australia,
Singapura,
Malaysia,
Thailand,
Timor Leste,
RRC
serta Jepang.
Landas pacu
dan pesawat terbang
yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari pantai dan menjadi
semacam hiburan tambahan bagi para wisatawan yang menikmati pantai Bali.
Untuk transportasi darat antar pulau
di bali ada terminal Ubung-Denpasar dan terminal Mengwi yang menghubungkan
pulau Bali dengan Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Terminal Ubung di pulau Bali ini
melayani berbagai rute antar pulau tujuan Jakarta, Bandung, Semarang,
Yogyakarta, Surabaya, Malang, Madura, Jember, dll. Angkutan antar pulau
dilayani oleh armada bus besar dengan kelas ekonomi, bisnis dan eksekutif.
Terminal Ubung relatif ramai mulai pukul 15.00 wita-18.00 wita karena pada jam
tersebut banyak bis yang mulai berangkat ke kota tujuuan masing-masing. Bagi
anda yang datang keterminal ini harap waspada karena banyak calo yang agak memaksa
penumpang.
Budaya Musik
Musik tradisional Bali memiliki
kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah lainnya di Indonesia,
misalnya dalam penggunaan gamelan
dan berbagai alat musik tabuh
lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan
gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon
menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki
keunikan, misalnya gamelan jegog, gamelan gong gede, gamelan
gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan.
Ada pula musik Angklung
dimainkan untuk upacara ngaben serta musik Bebonangan
dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.
Terdapat bentuk modern dari musik
tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar yang merupakan musik
tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged Bumbung yang mulai
populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi
dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong
dan perkusi kayu (xilofon).
Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau
permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah
budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi
serta musik tradisional masyarakat Lombok.
Tari
Seni tari Bali pada umumnya dapat
dikatagorikan menjadi tiga kelompok, yaitu wali atau seni tari
pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk upacara dan
juga untuk pengunjung dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan
pengunjung.[7]
Pakar seni tari Bali I Made Bandem[8]
pada awal tahun 1980-an pernah menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara
lain yang tergolong ke dalam wali misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari,
Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain ialah Gambuh, Topeng
Pajegan dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan antara lain ialah Legong,
Parwa, Arja, Prembon dan Joged serta berbagai
koreografi tari modern lainnya.
Salah satu tarian yang sangat populer bagi
para wisatawan ialah Tari Kecak
dan Tari Pendet. Sekitar tahun
1930-an, Wayan Limbak bekerja sama
dengan pelukis Jerman Walter Spies
menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi Sang Hyang dan
bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat
berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.
Pakaian daerah
Pakaian daerah Bali sesungguhnya sangat
bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di
Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara,
jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat
diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
Pria
Anak-anak
Ubud mengenakan udeng, kemeja putih dan kain.
Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:
·
Udeng (ikat kepala)
·
Kain kampuh
·
Umpal (selendang pengikat)
·
Kain wastra (kemben)
·
Keris
·
Sering pula dikenakan baju kemeja, jas
dan alas kaki
Wanita
Para
penari cilik mengenakan gelung, songket dan kain prada.
Busana tradisional wanita umumnya terdiri
dari:
- Sesenteng (kemben songket)
- Kain wastra
- Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada
- Selendang songket bahu ke bawah
- Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam
Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup
dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
Makanan
Bali
merupakan destinasi pariwisata terlengkap, bukan hanya adat budaya atau tempat
pariwisatanya. Tapi juga makanan nya yang khas.
Tapi untuk
muslim kita harus lebih hati-hati dalam memilih tempat serta menu yang kita
makan, karena mungkin menu itu tidak halal
Jajanan Khas Bali
Rumah Adat dari Bali
Rumah Bali yang sesuai
dengan aturan Asta Kosala Kosali (bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan
bangunan, layaknya Feng Shui dalam Budaya China)
Menurut filosofi masyarakat Bali,
kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis
antara aspek pawongan, palemahan dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah
rumah harus meliputi aspek-aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita
Karana. Pawongan merupakan para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada
hubungan yang baik antara penghuni rumah dan lingkungannya.
Pada umumnya bangunan atau arsitektur
tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta
pemberian warna. Ragam hias tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan
keindahan simbol-simbol dan penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias
dari jenis fauna juga berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan
dalam patung.
Bali Mancanegara
- Road to Bali, film komedi Hollywood tahun 1952 yang dibintangi oleh Bing Crosby dan Bob Hope
- Eat Pray Love, film drama Hollywood tahun 2010 yang dibintangi oleh Julia Roberts
Tidak ada komentar:
Posting Komentar